Ketika pikiranku terbang melayang
Terbang mencari jalan keluar yang terbaik
Ketika aq mulai merasakan jenuhnya hidup di kota besar ini
Ketika aq mulai beribincang-bincang dengan saudaraku tentang masa depan kami
Dan ketika itu pula, datang seorang bocah kecil ke dalam angkot yang sedang kami tumpangi
Sudah kuduga, dia akan mengamen, dugaanku hampir tepat, bocah itu tidak hanya mengamen, tetapi juga memberikan amplop kosong kepada penumpang angkot jurusan ST HALL-CIMAHI termasuk aq
Sekilas kulihat amplop itu, harapan bocah itu agar kami memberikan sumbangan
Namun, setelah kubaca potongan kertas berisikan tulisan yang sengaja ditempel di amplop itu, Aq terkejut, Aq menghela napas, ( ini pengalaman kedua ku, sebelumnya aq juga pernah mendapat amplop yang sama, yang isinya, yang isinya mengiris-iris hati nuraniku
Ya, isi surat itu adalah meminta sumbangan untuk biaya sekolah
Terlepas dari apakah surat itu benar atau berbohong
Aq tetap tak dapat memungkiri realita yang terjadi di kota besar seperti ini
Ya, paradoks yang sangat bertentangan dengan keadaan sebenarnya
Si kaya semakin kaya
Si miskin semakin miskin
Muak...
Bosan...
Marah...
Itulah yang terlintas di pikiranku
Hal seperti ini memang sudah lumrah terjadi
Di tengah pembangunan kota yang begitu pesat
Pertumbuhan perindustrian dan perdagangan yang meningkat
But,,, di sisi lain ada masyarakat yang tidak mengalami peningkatan kehidupan sama sekali
Mereka hanya Cuma bisa mengagumi perkembangan yang begitu cepat terjadi sekelilingnya
Tetapi, sama sekali mereka tidak pernah menikmati dan merasakan nikmatnya hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Bocah-bocah malang itu,,
Tidak seberuntung diriku
Kadang aq masih mengeluh soal susahnya menjalani kehidupan ini
Tapi, di sisi kehidupan yang lain,
Bocah-bocah itu terus berjuang bagaimana mereka juga bisa menikmati dan merasakan pendidikan.
Semahal apakah pendidikan??
Semahal apakah?
Sampai-sampai orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah bertaraf internasional
Semahal apakah pendidikan??
Sampai-sampai pemerintah tidak bisa merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, padahal itu merupakan amanat dalam Konstitusi Negara kita
Pendidikan...
Ya pendidikan...
Yang merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk membentuk generasi-generasi penerus pembangunan bangsa ini,
Nyatanya belum juga merata.................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar