Tak pernah terbayangkan sebelumnya saya mendapat pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, yaitu ketika masih duduk di bangku SMA. Tim kami (Duit Force) meraih Juara I kategori pelajar dalam Lomba Lintas Alam yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT PLN yang ke-... Awalnya ada sedikit hambatan bagi kami untuk mengikuti lomba tersebut, penyebabnya adalah bahwa tim yang akan mewakili sekolah kami ( SMA Negeri I Batam) harus dipilih. Jadi tidak ada kesempatan bagi tim lain yang ingin mengikuti lomba itu apabila sekolah tidak memilihnya. Tim kami lalu protes ke guru yang mengurus tim yang akan ikut lomba. Akhirnya setelah lewat perundingan, kami boleh mengikuti lomba itu.Masalah berikutnya, kami bingung menentukan siapa-siapa aja yang akan mewakili tim kami, dimana maksimal 1 tim terdiri dari 10 orang. Menjadi bingung karena anak laki-laki di kelas kami ada 12 orang. Setelah dirundingkan, hanya 8 orang anak laki-laki yang bersedia bergabung dalam tim termasuk di dalamnya adik kelas kami yang masih kelas satu. Namun, tiba-tiba ada dua orang anak perempuan yang juga penasaran mau bergabung dengan tim kami. Awalnya takut juga, takut kalah maksudnya, yang ada dipikiran kami anak perempuan fisiknya lemah, tidak akan mungkin kuat untuk menjelajah hutan,bisa-bisa malah merepotkan saja. Tetapi kemudian kami menerima mereka masuk tim kami, dan tim sekarang genap 10 orang. Kami sepakat memberi nama tim kami ”Duit Force”. Duit merupakan singkatan dari Dua IPA 3, dimana saat itu kami duduk di kelas dua jurusan IPA dan nama itu terplih karena melambangkan keterwakilan kelas kami dan tentunya sekolah kami.
Anak-anak Duit Force jauh-jauh hari telah mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Kami memutuskan menggunakan celana olahraga sekolah kami dan atasannya kami memakai kaos kelas yang didesain bergambar uang logam. Intinya kami sudah seragam. Hari perlombaan pun tiba, tim kami berkumpul di lokasi yang ditentukan paniti. Satu per satu anggota tim kami datang, dan lengkap sudah tim kami 10 orang. Kalau melihat tim-tim dari sekolah lain, rasanya nyali kami ciut. Bayangin aja, anggota tim kami postur tubuhnya tidak seimbang. Dalam artian, ada yang tinggi, ada yang gemuk juga, ada yang kurus, dan ada anak laki-laki dan perempuan. Sementara tim-tim lain proporsional tubuhnya seimbang. Sepertinya sekolah mereka menyeleksi anak-anak yang memang mempunyai postur tubuh yang mendukung. Salah satunya, tim dari SMK, badannya tegak, tingginya rata, seragamnya kompak, mukanya dicat dengan goresan tinta. Wah, kalau dibandingkan dengan tim kami jauh banget bedanya, antara langit dan bumi. Tapi, ketua tim kami memberi semangat kepada semua anggotanya, ”Kita pasti bisa”. Perlombaan akhirnya dimulai, tahap pertama kami harus mengerjakan soal yang diberikan panitia. Soal-soal tersebut dapat kami jawab dengan baik. Setelah semua tim selesai, lintas alam menjelajah hutan pun dimulai. Satu per satu tim berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke hutan, ada yang saling mendahului, dan ada juga yang berjalan dengan santainya. Tim kami termasuk tim yang berusaha mendahului tim-tim yang lain. Sepertinya tim dari anak-anak SMK sudah berada cukup jauh di depan kami. Tiba saatnya mendaki tanjakan bukit yang cukup curam, tim kami kewalahan, tapi demi membawa nama baik sekolah kami, kami bahu-membahu mendukung satu sama lain. Apalagi ditambah dengan kehadiran dua anggota anak perempuan yang sepertinya fisik mereka juga tidak terlalu kuat. Untungnya semangat membara untuk mencapai garis akhir memberi kekuatan tersendiri bagi tim kami. Langkah demi langkah kaki kami menyusuri hutan yang cukup asing, tak lupa kami meneriakkan lagu-lagu perjuangan seperti yang dilakukan pejuang-pejuang kita waktu mempertahankan kemerdekaan RI. ”Halo...halo Bandung, atau Maju tak gentar membela yang benar...”. Mungkin tim kami termasuk salah satu tim yang paling ribut, tapi keributan yang kami buat itu justru semakin menambah semangat kami untuk menang. Tak lupa juga kami mengumpulkan sampah-sampah yang bertaburan di dalam hutan karena salah satu penilaian yang dinilai juri adalah menjaga kebersihan hutan dengan ikut mengumpulkan sampah-sampah yang kemudian akan dikumpulkan pada waktu penjurian. Di beberapa tower PLN, tim kami mengambil waktu untuk beristirahat. Menyeka keringat dengan handuk dan yang paling utama minum air. Kebetulan kami bawa stok minuman mineral dan makanan ringan yang cukup banyak. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan. Cukup banyak anggota tim lain yang pingsan karna kelelahan. Untunglah anak perempuan dalam tim kami tetap kuat dan bersemangat. Akhirnya garis akhir semakin dekat, dan kami sampai juga di garis akhir. Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, waktunya pengumuman juara. Jantung rasanya berdebar. Juara III kategori pelajar dimumkan, juara II, dan juara satunya....:” Duit Force”. Hah, tak ada yang pernah menduga tim kami akan menang, guru-guru sekolah kami pun tidak menyangka kami akan menang. Trima kasih Tuhan, akhirnya kami bisa menyelesaikan perlombaan ini, walaupun kelelahan, tapi terbayarkan dengan kami meraih juara I.
Hikmah yang dapat saya ambil dari pengalaman ini adalah bahwa tidak ada satu pun manusia yang berpostur tubuh yang baik dan sempurna karena setiap manusia juga punya kekurangan dan kelebihan. Tetapi dengan adanya kekurangan dalam hal bentuk postur tubuh yang mungkin kurang proporsional tidak menghambat seseorang untuk meraih prestasi dan tim kami telah membuktikannya. Walaupun sempat minder dengan postur tubuh kami yang tidak seimbang satu sama lain, tetapi dengan adanya semangat dan kerja sama yang kompak, kami dapat membuktikan bahwa kedudukan kami juga bisa sejajar dengan mereka yang postur tubuhnya baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar